Ketika membaca postingan kris tentang Bapa Aku Mau, Ini Aku Mau Itu, aku teringat dan bahkan langsung merasa diri kalau aku (kurang lebih) punya tipe seperti itu. Terlalu banyak protes pada Tuhan.
Tuhan, kenapa sih aku begini??,..
kenapa aku harus begitu??,..
kenapa ngalamin hal ini??,..
kenapa mesti lewati hal itu??,..
Tuhan aku ingin seperti ini !!..
Aku mau sukses seperti itu !!..
Aku harus punya seperti ini !!..
Aku mesti dapetin itu !!..
padahal semestinya aku harus bersyukur, karena ternyata masih banyak diluar sana yang jauh lebih berkekurangan daripada aku,.
Ketika dalam suatu perjalanan ke kantor dan berhenti disebuah persimpangan ada seorang pedagang asongan yang sedang menawarkan dagangannya tanpa malu dan ragu, berusaha membujuk dan tak berhenti dari satu mobil ke mobil lain.
Aku membayangkan pedangan itu, siang dan malam, hujan dan panas, tetap saja berjualan untuk menghidupi dirinya dan (mungkin) keluarganya.
Aku melihatnya dan berpikir, mereka saja tidak mengeluh, kenapa aku mesti mengeluh kepada Tuhan dengan segala keberadaanku sekarang.
Bahkan pengemis dipinggir jalan saja tidak mengeluh dengan keberadaan mereka, yang kulihat malah anak-anak kecil yang mengemis tak pernah menangisi kehidupan mereka.
Hidupku mungkin sedikit lebih baik dari mereka tapi mereka sangat menghargai keberadaan mereka..
Selama ini aku terlalu banyak meminta dan menuntut kepada Tuhan, padahal aku belum pernah memberi yang terbaik buatNya.
Semua pikiran, perkataan bahkan setiap niat yang datang dari hatiku yang tidak baik, harus aku buang jauhhhhhh......
Itu tidak baik buatku (buat pertumbuhan imanku)...
Padahal, aku ini kan anakNya, jadi tanpa menuntut dan memaksapun sebenarnya Tuhan tahu apa yang terbaik buatku dan menyediakan segala kebutuhanku tanpa aku minta. Hanya dengan cara lebih dekat dan mencoba mengerti maksud dan kehendak Tuhan dalam hidupku.
Mungkin sebaiknya cara ”meminta”ku kepada Tuhan mesti ditinjau lagi, sehingga dengan demikian yang ada hanya bagaimana caranya aku mengucap syukur dengan segala yang aku miliki sekarang, orang tua, saudara, sahabat-sahabat, pekerjaan, kesehatan dan lain-lain lagi. Biarlah Tuhan yang me’manage kehidupanku karena Tuhan lebih tahu apa yang aku butuhkan sekarang, apa yang aku perlu sekarang.